3,298 total views, 3,298 views today
DELIK-HUKUM.ID ( DEPOK ) — Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), kembali menyelenggarakan edukasi dalam bentuk Seminar Awam Bicara Sehat dengan tema “Berani Periksa, Sayangi Dirimu: Deteksi Dini Kanker Payudara” pada 29 Oktober 2025 secara daring yang diikuti oleh masyarakat luas. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Bulan Kewaspadaan Kanker Payudara 2025.
Dalam hal ini juga menjadi wujud komitmen RSUI dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan payudara secara berkala sebagai langkah pencegahan kanker payudara.
“Melalui seminar ini, peserta diajak untuk lebih memahami cara mengenali tanda-tanda awal, pentingnya pemeriksaan mandiri maupun medis, serta membangun kebiasaan menjaga kesehatan payudara sejak dini,” ujar Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSUI, dr Annisa Syafitri, Sp.B, Subsp.Onk(K).
Ia menyebutkan, bahwa kanker payudara merupakan penyebab kematian terbesar akibat kanker pada wanita setelah kanker serviks. Di Indonesia, kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit dengan jumlah pasien sebanyak 12.104 orang atau dengan persentasenya 28,7%. “Hal ini perlu menjadi perhatian bersama mengenai pentingnya deteksi dini karena sifatnya yang agresif dan penyebarannya yang cepat, sementara di Indonesia seringkali baru terdiagnosis pada stadium lanjut yakni stadium 3 dan 4,” ucap dr Annisa.
Dijelaskannya, bahwa deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan pemeriksaan SADANIS (Periksa Payudara Secara Klinis).
SADARI adalah 6 langkah pemeriksaan mandiri yang sebaiknya dilakukan satu bulan sekali setiap setelah menstruasi. Jika ditemukan gejala, peserta dianjurkan segera melakukan SADANIS dengan mengunjungi Dokter Spesialis Bedah Onkologi terdekat. “Pemeriksaan klinis oleh tenaga kesehatan dan pemeriksaan SADARI dapat mendeteksi 85% kanker payudara,” jelas Annisa.
Selanjutnya, papar Annisa, bahwa mengenai pemeriksaan penunjang. Salah satunya yaitu USG payudara, pemeriksaan ini cocok untuk wanita usia di bawah 40 tahun, sementara Mammografi lebih efektif untuk wanita usia di atas 40 tahun dengan frekuensi pemeriksaan 1 tahun sekali.
“Mammografi dan USG, kanker payudara bisa terdeteksi sampai 90% lebih akurat. Apabila ketiga metode (pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, dan biopsi) dikombinasikan, dapat mendeteksi sampai 99,5% kanker payudara,” paparnya.
Sebagai langkah pencegahan, narasumber juga mengajak peserta untuk menerapkan perilaku “CERDIK” dalam kehidupan sehari-hari, yang terdiri dari Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan junk food, Rajin Berolahraga, Diet yang seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress dengan baik.
“Lakukanlah SADARI sesering mungkin. Misalkan ada benjolan, jangan ragu dan takut untuk segera periksa lebih lanjut, karena kita ini sudah di daerah yang fasilitas kesehatannya terjangkau. Jadi, segeralah periksa dan jangan sampai ditunda. Jangan berpikir ‘mungkin tidak apa-apa’ hanya karena benjolannya tidak sakit. Adanya benjolan saja itu sudah merupakan gejala dari kanker payudara,” tukas dr Annisa.
RSUI berharap kegiatan seminar awam bicara sehat ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas. “Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan seminar Bicara Sehat selanjutnya dapat dipantau melalui website dan media sosial RSUI,” tambah dr Annisa.
Sebagai bentuk komitmen memberikan pelayanan komprehensif, RSUI memiliki tim multidisiplin secara kolaboratif terdiri spesialis bedah onkologi, spesialis penyakit dalam onkologi, dan spesialis lainnya, serta didukung dengan fasilitas modern untuk mendukung penanganan pasien kanker payudara.
( BOY/MUL/RED )
