9,793 total views, 3 views today
DELIK-HUKUM.ID ( PARIGI MOUTONG — Pertambangan Emas Tanpa Izin [PETI] di Desa Karya Mandiri, terdengar sangat seksi dan mengiurkan, sekalipun usianya masih belia [sekitar lima bulan] namun sudah mampuh menebar pesona, sehingga membuat para ”buaya darat” berbondong-bondong datang memburu butiran emas yang terkandung di perut bumi Desa tersebut.
Tidak terkecuali salah satu oknum aktivis Nasar Pakaya, diduga ‘’banting setir’’ di PETI tersebut, berdasarkan informasi yang berhasil di himpun media ini, sekumpulan pemuda yang diberi nama Kelompok Ongka Bawah [KOB] yang diduga Nasar Pakaya sebagai ketua dari kelompok tersebut.
Salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Ongka Malino, yang meminta namanya tidak di publish demi menjaga hubungan pertemanan, mengatakan, ‘’jika tidak keliru, itu lahan pemberian dari Pemerntah Desa setempat, kepada oknum-oknum wartawan, oknum aktivis, yang ada di wilayah ini [Ongka Malino], namun tiba-tiba saya dapat informasi, lahan tersebut diduga sudah dikuasai oleh satu kelompok, yang diduga ketuanya Nasar Pakaya”. Ungkap sumber.
Kepala Desa Karya Mandiri, Norma yang dihubungi media ini beberapa hari sebelumnya membenarkan ‘’iya, informasi yang saya terima alatnya sudah naik, itu alat [excavator] merek kobelco warna hijau’’, sebut Kades Norma dari balik ponselnya.
Hal senada diungkapkan oleh salah satu sumber, demi alasan kenyamanan, meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan, “iya,hari selasa (18/2/2025] sudah mulai di garap, kalau yang sering mondar mandir kelokasi itu anggota kelompok yang berinisial Ra dan As”, ungkap sumber, dengan menutup percakapan, dengan kalimat, innya no pepetae ya u, no tae, [jangan bilang-bilang saya yang ba kasi tau]
Salah satu tokoh masyarakat Desa Karya Mandiri, Irpan.B yang dikonfirmasi media ini melaluli saluran telpon seluler mengatakan, saya masih berada diluar daerah, sy sudah menerima laporan, alat di lokasi sudah 9 unit. Jadi sy ingatkan, siapa pun dia yang melakukan aktivitas PETI di Desa saya [Karya Mandiri] baik yang terlibat secara langsung maupun tidak. Saya minta bertanggung jawab. Dan saya ingatkan memang, jangan sampai masuk di lokasi keluarga saya, yang semuanya sudah bersertifikat.
”Tunggu apa lagi Pak Kapolres dan Pak Kapolda…?. Bukti suda jelas di lokasi [Desa Karya Mandiri], saya sebagai masyarakat di Desa tersebut, mendesak kepada APH agar segerah mengambil langka hukum yang tegas dan terukur, sita alatnya dan tangkap pelakunya, biar ada efek jerah.Tegas Irpan
Nasar Pakaya, yang dikonfirmasi sekaitan, dugaan keterlibatannya sebagai ketua kelompok, terkait informasi alat Kobelko telah bekerja di lokasi kelompok, dan dimintai tangapannya, terkait masyarakat [publik] mengenalnya sebagai aktivis yang sangat anti dengan PETI, namun sekarang diduga telah terlibat di aktivitas PETI. Nasar Pakaya, hanya menjawab singkat, masih lokasi yang pas tikungan.
Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Agus Nugroho, melalui Direktur Reserse Kriminal Khusus [Dirkrimsus] Polda Sulteng, Kombes Pol Bagus Setiyawan, menjawab dengan singkat pesan konfirmasi media ini, ”Siap Pak, segera kami tindak lanjuti”, ucap Dirkrimsus melalui pesan WhatsApp. ( ATNAN.P/RED )
