195 total views, 3 views today
DELIK-HUKUM.ID Berbagai musibah atau bencana yang terjadi mengakibatkan timbulnya berbagai kerugian, baik materi, metrial bahkan jiwa.
Indonesia yang dinilai rawan terhadap terjadinya musibaha atau bencana alam sudah sejak dini mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunjang upaya operasi atau misi kemanusiaan, bila terjadi bencana maupun pasca bencana.
Sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Peran kompenen masyarakat dalam hal menumbuhkembangkan SDM tentang musibah dan kebencanaan, Medan Rescue merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak di bidang SAR (Sear And Rescue).
Terkait hal ini, DELIK HUKUM melakukan perbincangan kepada Ketua Medan Reacue Adv. Sofyan Hidayat, SH dan Kepala Kantor SAR Natuna Abdul Rahman.S.E pada Rabu, (06/04/2023).
Ketua Medan Reacue Adv. Sofyan Hidayat, SH menyebutkan, dalam perjalanan organisasi Medan Rescue yang sudah terbentuk sejak tahun 1990-an sudah banyak terlibat kegiatan penanggulang musibah dan kebencanaan seperti kecelakaan pesawat Garuda Air Bus GA 152 di desa Buah Nabar Sibolangit medio September 1997 silam.
Kemudian kecelakaan pesawat Hercules di Padang Bulan kota Medan, bencana banjir bandang di Bukit Lawang dan kabupaten Dairi, tanah longsor di kabupaten Dairi, gempa bumi di Pulau Nias, Tsunami di Aceh dan lain2.
Lebih jauh disebutkannya, membangun suatu organisasi seperti MEDAN RESCUE dengan motto ” Dimana Pun Kau Kan Kucari” tidak selalu mulus, pasti adanya pengorbanan yang harus di lewati, baik itu bentuknya negatif dan positif baik secara pribadi, politik, Financial dan lain-lain.
“Mungkin saya masih terlalu muda untuk memikirkan MR, mudah-mudahan para senior dapat memberikan masukkan yg positif dengan tanda kutip,” ujarnya.
Selaras dengan Ketua MR, Kepala Kantor SAR Natuna Abdul Rahman.S.E menyebutkan, tingkat musibah dan bencana sekarang cukup tinggi kita perlu banyak kekuatan SDM, untuk itu, perlu segera adanya upaya perekrutan anggota, dan terus melakukan peningkatan Kopetensi SDM.
Pengembangan organisasi juga diperlukan di Medan Rescue, mungkin tidak hanya sebagai Tim Rescue, tapi lebih keseluruhan, misal di fase Pra.
“Kita ambil peran disaat tanggap bencana, kita ambil peran pasca bencana juga. Maka dari itu kita harus siapkan SDM yang berkompeten di fase-fase bencana”. Terangnya memberi masukan.
Masih Rahman, soal perekrutan anggota, bisa siapa saja dan kelompok mana saja.
“Misalnya anak-anak santri, atau pendidikan agama lainnya, kelompok kepemudaan dan ormas lainnya. Mereka juga bisa dilibatkan, dan memberikan kontribusi saat ada bencana, mungkin penanganan trauma Hilĺingnya, dll” sambung Rahman.
Misi kemanusian bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, tetapi di dalamnya ada Basarnas, instansi atau lembaga lain, Akan tetapi misi kemanusiaan adalah menjadi tanggung jawab kita bersama.
Maka dari itu, perlunya kita berkolaborasi di seluruh sektor, dan Penta Helix sudah seharusnya kita Implementasikan.
5 komponen tersebut antara lain.
- Peran pemerintah
- Masyarakat,.
- Akademisi
- Pelaku usaha
- Serta media.
Lima komponen ini bila bersatu bersama-sama maka akan luar biasa kekuatannya. [Agung/DH]