896 total views, 3 views today
Miris….dan tidak layak!!!!!
Delik-Hukum.id (LUBUK PAKAM) – Deli Serdang, Pemerintah banyak mengeluarkan biaya untuk memberikan upah kepada para pekerjanya baik itu Aparatur Sipil Negara (ASN) atau non ASN,dana yang dikucurkan bukanlah sedikit berdasarkan anggaran negara pemerintah harus mengeluarkan dana triliunan rupiah untuk setiap tahunnya.
Sungguh fantastis bila melihat nilai yang harus dikeluarkan negara untuk membayar para pegawai yang bekerja di setiap institusi yang dimiliki oleh pemerintah tersebut.
Para pegawai dituntut harus taat melaksanakan perintah dan tugasnya masing-masing sesuai dengan jabatan,golongan maupun bagian yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan kuota kebutuhan pekerja baik itu di dinas maupun lainnya.
Namun sangat disayangkan seperti yang terjadi di UPT Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, tempat yang di buat pemerintah untuk melakukan kegiatan pengobatan bagi masyarakat ini terkesan banyak menghamburkan uang negara
Hal itu nampak jelas saat wartawan media ini berkunjung untuk melakukan liputan,Ketika itu tanpa disengaja wartawan melihat adanya keributan yang terjadi antara pengunjung dengan dua orang wanita yang berdasarkan informasi kedua wanita tersebut adalah pegawai yang di tugaskan untuk melayani masyarakat pada bagian loket pengaduan Puskesmas Lubuk Pakam Rabu (1/11) sekira pukul 11.00 WIB.
Berdasarkan keterangan Anwar (36) warga Jalan Kartini Pasar V Lubuk Pakam,Peristiwa keributan itu bermula ketika dirinya ingin menanyakan perihal proses mendapatkan surat rujukan agar dapat ke rumah sakit mata supaya dapat memeriksakan mata sang istri yang sudah merasa tidak baik selama empat bulan ini.
Kala itu Anwar tidak mengetahui kebagian mana harus bertanya dan saat masuk puskesmas Anwar melihat adanya tulisan loket pengaduan yang disediakan puskesmas tersebut.”saya tidak tau bang mau kemana menanyakan ini karena saya lihat ada loket pengaduan makanya saya datangi kesitu”kata pria mengunakan baju kaos putih itu tersebut.
Loket berwarna putih yang dibatasi dengan kaca bening dan memiliki lubang diameter 3 Cm itu membuat Anwar merasa kesulitan untuk berkomunikasi bahkan mendengar ucapan wanita berhijab yang kala itu berada di dalam loket juga sulit dan parahnya lagi berdasarkan keterangan Anwar, Wanita yang tidak diketahui namanya tersebut hanya duduk di depan meja komputer tanpa mau berdiri untuk melayani dirinya.
“Dia duduk aja disitu bang bukannya berdiri melayani sementara jarak antara aku dengan dia sekitar dua meter dan ada pembatas kaca pula hanya cuma lobang kecil yang terbuka untuk bisa komunikasi baik itu bicara maupun mendengar sedangkan saat itu banyak suara-suara orang yang ada disitu bang”Keluh pria yang memiliki satu orang anak ini.
Alhasil Anwar meminta agar diperbolehkan masuk ke ruangan agar dapat berkomunikasi dengan baik terkait permasalahan yang ingin disampaikannya dengan harapan tidak terjadi kesalahan dalam prosedur pengambilan surat rujukan untuk sang istri.
Namun wanita berhijab menggunakan kaca mata yang berada di depannya itu seakan tidak perduli dengan ucapan yang dilontarkan Anwar ketika berbicara menyampaikan maksud dan tujuannya kedalam loket tersebut “Dari pertama aja aku datang ke depan loket dia duduk aja bang terus masuk aku sambil ngomong tapi dia malah main komputer aja seolah apa yang ingin kusampaikan tidak berarti bagi dia makanya mengamuk lah dan kubilang tutup aja loket pengaduan ini”kesal Anwar.
Menanggapi itu maka awak media bergegas menuju loket untuk mendengar keterangan dari petugas loket tersebut dengan tujuan pemberitaan yang akan disajikan nantinya menjadi berimbang tanpa sepihak dari pernyataan yang diberikan Anwar saja kepada awak media.
Namun sesampainya di pintu samping loket,wartawan merasa miris dengan sikap arogan petugas loket tersebut yang terkesan tidak bersahabat ketika wartawan media ini memperkenalkan dirinya sesaat peristiwa keributan itu terjadi.”enggak usah anggar-anggar media dari Jakarta terus kenapa rupanya kalau media dari Jakarta dan apa kali rupanya kalau dari Jakarta” ucap wanita berambut sebahu berkulit putih yang mengunakan pengikat rambut dan usia diperkirakan sekitar 28 tahun itu.
Dalam peristiwa yang terjadi itu masyarakat pembaca mungkin dapat menilai bagaimana harusnya pemerintah untuk benar-benar melakukan seleksi kepada para calon pegawainya baik itu ASN maupun Non ASN agar dana yang dikucurkan dengan nilai yang sangat besar itu tidak terbuang sia-sia dan dapat diberikan kepada para orang yang layak untuk dapat di pekerjakan pada institusi agar segala kegiatan di pemerintahan negara kita ini dapat berjalan normal dan bekerja secara maksimal serta tidak memberikan gaji buta kepada orang yang tidak layak bekerja dan dapat diterima karena adanya suap maupun orang “dalam” (ZAL)
