460 total views, 3 views today
DELIK-HUKUM.ID Kematian adalah sesuatu yang mutlak terjadi pada manusia. Pada saat itu, tugas seorang manusia di dunia telah berakhir dan orang tersebut akan bersiap menuju kehidupan akhirat yang abadi. Saat seorang muslim meninggal, maka keluarga yang ditinggalkan memiliki kewajiban untuk mengurus jenazah. Salah satunya adalah dengan memandikan jenazah tersebut.
Jika keluarga yang ditinggalkan tidak tahu cara memandikan jenazah, maka bisa meminta tolong kepada orang lain yang bisa melakukannya. Memandikan jenazah ini merupakan bentuk penghormatan yang diberikan kepada jenazah yang meninggal. Oleh karena itu, ada beberapa adab yang perlu Anda perhatikan:
- Memandikan Jenazah di Tempat yang Terlindungi Adab pertama dalam memandikan jenazah adalah melakukannya di tempat yang terlindungi dari pandangan orang lain. Dengan begitu, aurat yang ada pada jenazah tidak sampai terlihat oleh orang yang bukan pasangannya dan bukan muhrim bersamanya.
- Memandikan Jenazah oleh Orang yang Memenuhi Syarat Tidak setiap orang bisa memandikan jenazah. Ada syarat dan ketentuan yang perlu diperhatikan agar proses memandikan jenazah sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, orang yang memandikan jenazah harus memenuhi syarat utama. Yaitu muslim, berakal, sholeh, amanah, dan mengetahui adab serta tata cara memandikan jenazah. Selain itu, jenazah laki-laki harus dimandikan oleh laki-laki, begitu juga jenazah perempuan harus dimandikan oleh perempuan. Orang yang memiliki kekerabatan dekat dengan jenazah harus didahulukan. Seperti ayah atau ibu, kakek atau nenek, anak, saudara, keponakan, paman, sepupu, pasangan, dan lainnya.
- Memandikan Jenazah dengan Menutup Auratnya Saat memandikan jenazah, maka aurat jenazah harus tetap tertutup. Karena itu, sebelum jenazah dimandikan ada baiknya keluarga mempersiapkan selembar kain. Kain ini digunakan untuk menutup aurat jenazah sehingga terjaga dari orang lain yang mungkin melihatnya.
- Memandikan Jenazah dengan Lembut Meskipun jenazahnya adalah orang yang telah meninggal dunia, namun ia tetap harus diperlakukan dengan lembut. Hal ini karena Islam sangat menghargai manusia. Termasuk juga orang-orang yang telah meninggal dunia. Akan tetapi, jika jenazah yang dimandikan sudah mulai kaku, maka orang yang memandikan dapat melemaskan sendi-sendi jenazah dengan lembut. Yaitu dengan menekuk sendi-sendi sebanyak dua atau tiga kali.
- Memandikan Jenazah dan Mensucikan Najis dan Kotorannya Orang yang memandikan jenazah sebaiknya juga membersihkan segala najis dan kotoran di dalam jenazah. Yaitu dengan cara mendudukkan jenazah dan menekan lembut bagian perut sambil mengalirkan udara. Kemudian, lakukan istinja pada jenazah. Selain itu, bagian mulut, gigi, dan hidung jenazah juga perlu dibersihkan dengan lembut. Begitu juga dengan rambut dan bagian jenggot. Kemudian, jenazah juga diwudhukan. Semua proses ini dilakukan secara lembut dan tidak memaksa.
- Merapikan Jenazah Setelah Dimandikan Sebelum jenazah dikafani, sebaiknya jenazah juga dirapikan terlebih dahulu. Diperbolehkan menyisir dan mengepang rambut jenazah serta memotong kukunya jika terlihat panjang. Sehingga, jenazah tampak rapi sebelum dikebumikan.
- Menutup Aib Jenazah Selama Memandikan Jenazah dan Setelahnya Hal terpenting dalam memandikan jenazah adalah mencari orang yang bisa memandikan jenazah dan juga amanah. Orang yang memandikan jenazah wajib menjaga dan menutup aib dari jenazah yang dia mandikan. Khususnya jika jenazah adalah orang yang baik sepanjang hidup.
Akan tetapi, jika jenazah yang dimandikan dikenal sebagai seorang ahli maksiat, maka dapat membuka jenazah aib sebagai bentuk pembelajaran kepada orang yang masih hidup.
Itulah 7 adab yang wajib diperhatikan saat memandikan jenazah. Dengan begitu, proses memandikan jenazah bisa sesuai dengan syariat Islam.
[Sumber: Pondok Pesantren Al hasanah Bengkulu/RED]