1,678 total views, 3 views today
Bandung,DELIK-HUKUM.ID-Namanya Fikri Ghifari Hanifah, salah satu siswa di Sekolah Pribadi Bandung. Tak tanggung-tanggung, tahun ini ia bukan hanya lolos masuk ke satu universitas. Tapi 11 universitas kelas dunia berhasil ditembus.
Hal tersebut diakui College Counselor Sekolah Pribadi Bandung Willy Juanggo kepada Humas Kota Bandung, Rabu (16/8/2023).
Ia mengatakan, saat ini Fikri sudah berangkat ke Singapura karena perkuliahan di sana sudah dimulai.
“Fikri merupakan salah satu penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) saat duduk di bangku kelas 11. Ia mengikuti seleksi dan lolos. Dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) ada pendampingan untuk persiapan tes. Akhirnya ia daftar ke beberapa kampus dan diterima di kampus 11,” katanya.
sebanyak 11 Universitas tersebut antara lain Curtin University – Environmental Science, Monash University – Environmental Engineering, Nanyang Technological University – Environmental Earth System Science, University of British Columbia – Bachelor of Arts Geography Environment and Sustainability, University of New South Wales Environmental Management, University of Toronto Mississauga Studi Ilmu Sosial – Manajemen Lingkungan, Universitas Toronto (St. George) – Studi Ilmu Kehidupan (Sistem Bumi dan Lingkungan), Universitas Toronto (Scarborough) – Ilmu Fisika dan Lingkungan Co-op (Ilmu Lingkungan), Universitas of Queensland – Manajemen Lingkungan, University of Sydney – Bachelor of Science (Ilmu Lingkungan), dan University of Western Australia – Lingkungan
Sains dan Manajemen.
“Tapi yang dipilih cuma satu yaitu Nanyang Technological University jurusan Environmental Earth System Science,” ucapnya.
Willy menyebutkan, selama bersekolah, Fikri memang lebih aktif di tim olimpiade dibandingkan organisasi lainnya. Sehingga ia lebih fokus dalam mempersiapkan beasiswanya.
“Fikri itu paket lengkap bagi kami. Saya juga sudah bantu dia dari kelas 11. Anaknya memang aktif, baik, punya jiwa kompetitif. Secara attitude juga bagus. Secara akademik sangat baik. Hampir di semua mata pelajaran sangat baik. Sejauh ini tidak ada masalah,” ujarnya.
Selain Fikri, ada 3 siswa lainnya yang juga lolos ke banyak universitas. Ada 6 siswa yang lolos beasiswa full ke luar negeri. Namun yang ikut program persiapan khusus ada 4 orang, termasuk Fikri.
“Tiga orang lainnya itu ada satu siswa yang juga keterima di Nanyang Technological University (NTU). Lalu 1 lagi ke Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), 1 orang ke University of Western Australia (UWA), dan 2 orang di Monash. Fikri dapat beasiswa dari kelas 11. Puspresnas memberikan fasilitas untuk mengikuti pelatihan bahasa asing dan ujian internasional,” katanya.
Ia menjelaskan, para siswa tersebut dipersiapkan terlebih dahulu, sehingga saat proses aplikasi mereka sudah mempersiapkan dokumen yang disyaratkan. Dokumen tersebut antara lain TOEFL ITP atau IELTS.
“Dari Puspresnas memberikan peluang untuk mendaftar ke 8 kampus. Tapi tidak menutup kemungkinan jika siswa ingin mendaftar di luar list tersebut juga diperbolehkan. Semuanya melalui proses pendaftaran,” ucapnya.
Saat mendaftar beasiswa, sekolah juga turut menyiapkan dan memberikan dukungan untuk menunjang dokumen-dokumen serta persyaratan yang diperlukan. Selanjutnya, bagi yang sudah lolos dan diterima, pemerintah menyiapkan program persiapan mereka sendiri.
“Tapi sekolah tetap mendukung. Proses aplikasi, seperti surat pendukung, nilai transkrip, statement latter dari kepala sekolah dan guru itu juga kami bantu,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam tiga tahun terakhir, pihaknya juga memiliki program khusus untuk anak-anak yang ingin beasiswa ke luar negeri. Para siswa didorong untuk ikut serta. Syarat pertamanya adalah harus berprestasi.
“Kita mengajak anak-anak untuk ikut kompetisi dalam bidang apapun baik sifatnya akademik maupun non-akademik,” katanya.
Setelah anak-anak memiliki sertifikasi yang bisa diikutsertakan, mereka diarahkan pada beasiswa yang sesuai dengan kriteria prestasi dan minat masing-masing.
“Kita masukkan ke dalam grup, lalu training di sana. Kalau mereka lolos ke seleksi wawancara, kita provide untuk pelatihan dan pendampingannya,” ucapnya.
Tak hanya Fikri yang sukses mengharumkan nama sekolahnya. Dalam satu angkatan 2020 yang terdiri dari 44 siswa, semuanya berhasil masuk ke berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri.
“Ada 44 anak didik kami tersebar ke 23 universitas dalam dan luar negeri. Di luar negeri ada 8 universitas, dan di dalam negeri ada 15 universitas. Secara presentase, memang lebih banyak yang masuk ke ITB,” ujarnya.
Universitas-universitas tersebut di antaranya Nanyang Technological University (NTU), Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), Newcastle University, Monash University, Zhejiang University, University of Western Australia (UWA), Queen’s University Belfast, dan Tokyo International University.
Sedangkan kampus dalam negeri di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Dipenegoro (Undip), Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Politeknik Negeri
Bandung (Polban), Universitas Jendral
Ahmad Yani (Unjani), Universitas Islam
Bandung (Unisba), Binus University, Telkom University, dan Universitas Katolik
Parahyangan.[RiF/LiN/DHK].