1,407 total views, 3 views today
DELIK-HUKUM.ID ( DEPOK ) — Pesta demokrasi Kota Depok 27 November mendatang menarik untuk dibahas karena memiliki kisah unik antara seorang knek dengan sang sopir.
Penantang petahana PKS yang mengibaratkan dirinya adalah knek telah bulatkan tekad, melawan sopir dan saudaranya yang akan menggantikan sang sopir yang sebentar lagi habis masa kerjanya. Bahkan, minimnya rencana detail. Maka knek kebelet ingin jadi sopir.
Sang knek pernah meminta sopir belok kanan, tapi sang sopir menolaknya karena ada saudaranya. Begitulah kira-kira alasan sang knek harus menjadi seorang sopir.
Tugas knek kasih saran, keputusan ada di sopir, tergantung sopir. Maka knek merasa jadi sopir itu lebih leluasa, karena bisa pegang kendali.
Luar biasanya, knek yang satu ini memang sering diminta arahannya oleh sopir sebagai partner bekerja, bahkan lebih sering sopir menerima arahan knek daripada knek menerima arahan dr sopir.
Namun anehnya, menjelang 27 November ini hasil kerja sopir yang dibantunya malah dikritik, seolah-olah dia ga pernah jadi kneknya.
Dengan alasan sopir ga becus, ga membawa perubahan, intoleran hanya mementingkan kelompoknya sendiri, padahal knek adalah bagian dari kelompoknya selama kurang lebih 25 tahun.
Knek berniat menggantikannya dan mengabaikan keinginan sopir yang ingin penggantinya adalah wakil sopirnya.
“Saya rela berhenti jadi knek, agar bisa jadi sopir,” begitu kata sang knek.
Padahal bukan karena berkorban, tapi lebih kepada karena sudah merasa memiliki sumber daya yang cukup, yang dihimpun selama menjadi knek. Knek mengabaikan keinginan sopir yang berjasa mengangkatnya jadi knek.
Rupanya apa yang dilakukan knek tersebut menuai banyak pendapat, salah satunya dari politisi Partai Golkar Kota Depok, Dindin Safrudin menjelaskan, bahwa knek ambisius selalu mau jadi yang utama kalau bukan karena saudara sang sopir, karir knek tidak akan melesat melampaui seniornya yang lebih mumpuni.
Seperti Bu Nina Suzana, Pak Dadang Wihana, Pak Dudi Miraj yang sama-sama alumni STPDN dilewati sang knek.
“Bukan hanya itu, knek sering melebihi kewenangan yang diberikan pak sopir. Sampai-sampai usulan dalam setiap mutasi penumpang banyak diambil alih knek,” ujar Sekretaris DPD Golkar Kota Depok kepada pewarta, Selasa (15/10/2024).
Menurutnya, bahwa kesempatan itulah dimanfaatkan sekali oleh knek untuk membangun jaringannya sendiri, menempatkan kelompok nya untuk menguasai jabatan penting di ruas-ruas jalan sterategis.
“Oleh karena itu, knek meminta balas jasa dari orang tersebut kepada knek dan secara tersembunyi membantunya untuk bisa jadi sopir,” tutur Dindin.
Disebutkannya, bahwa dari orang-orang knek yang telah ditempatkan di ruas jalan strategis itu merasa bukan diberikan tempat oleh sopir, namun knek yang memberikannya. “Sehingga saat ini, mereka merasa harus membantu knek merebut kursi sang sopir. Namun knek sudah tidak lagi di kendaraan kemungkinan besar orang-orang tsb kembali setia pada pak Wali daripada ke knek yg telah menghianati sang supir,” ucap Dindin.
Dindin juga pernah mendengar ada orang yang ditempatkan sang sopir ke suatu ruas jalan strategis, namun bisa dibatalkan knek tanpa persetujuan sopir.
Bahkan saat ini, knek mulai berani menebar keburukan sang sopir sehingga terlihat tidak bisa bekerja untuk penumpang luas. Knek tidak paham jika dirinya telah gagal menjadi pembantu sang sopir selama belasan tahun.
“Artinya, gagalnya sopir kan akibat knek tidak becus kerja. Diminta ikut arahan tidak mau, malah mengumpulkan uang untuk membuat jaringan sendiri,” tandasnya. ( MUL/RED )